Tarian kata yang terhenti karena pena mulai tumpul, tak ada nyali untuk melawan dan berkarya. Tariannya terhempas bersama dengan hilangnya imajinasi yang pernah bersarang di pikiran. Khayalan dan mimpi untuk mengubah dunia dalam untain kata yang sarat spirit perubahan. Oh pena yang tumpul tulisanmu tidak memukul mundur! Oh pena yang mati suri, pergimu membuat dunia tiada berseri. Hambar tiada warna.
Pena yang mulai tersadar dari tidur panjang kini mulai menggeliat! Mengasa kembali matanya yang pernah tumpul akibat virus kebodohan dan kemalasan. Pena mulai bergerak menoreh di atas secarik kertas. Pena akan merubah warna dunia! Dia menggeliat gila, semangat perlawannya membara. Pena tidak tega melihat ketidak adilan, kedzaliman dan sakit hati yang mendera insan. Dia ingin mengobatinya, pena ingin menghibur, pena ingin berdendang, pena ingin berbuat, pena ingin membuhuh mereka sang pembuat makar! Pena ingin menggilasnya!
Azzam pena kembali menguat, tekad yang pernah lunglai kembali ditata! Pena harus berkarya! Dalam untaian kata dia ingin membuat insan menangis, tertawa bahagia, haru dan sadar akan hakikat hidup ini. kini pena kembali menari menebar hikmah dalam seribu satu kata yang tak terduga! Pena teruslah menari dan guncangkan dunia.
Perdata, 03 agustus 09
Dalam sendiri menjemput pagi
0 komentar:
Posting Komentar