Sendu dan resah kutangkap dari raut wajahmu yang semakin hari semakin menua, namun usia tidak mengurangi wibawamu di depan khayalak. kau tetap menjadi teladan dan figur di tengah orang yang haus akan ilmu agama. Kau menjadi bintang di tengah mereka, kuharap kamu tidak angkuh dengan posisimu, dipercaya sehingga kamu tidak membohongi mereka, dibutuhkan sehingga kamu tidak memanfaatkan mereka. lihatlah mereka, ummat yang sedang menanti karyamu selanjutnya.
Sudahlah! jika memang ada sesuatu yang membuatmu resah dan bersedih, tidak usah kau nampakkan di depan kami. kutahu itu bukan maksudmu, kutahu kamu tersiksa menahan sesak yang ada. air matamu akan menjadi air mata mereka, kesedihanmu akan menjadi kesedihan mereka, jadi sahabatku usah menangis lagi, apakah kamu rela air mata mereka jatuh menggenangi bumi? adakah kamu rela wajah mereka dibaluti awan kesedihan? Tidak sahabat! Biarlah sedihmu kau nikmati sendiri, jangan membaginya kepada mereka. mereka masih lugu untuk itu…
Dikeheningan malam ini, aku mengadu kepada Rabbul izzah menitip juga resahmu. semoga kita semua dirahmatai olehNya. dapat kurasakan disana kamu sedang manangis terngadah ke langit. Beban dakwah memang berat sahabatku, jika kamu merasa beban dakwah yang pikul semakin berat, maka janganlah kamu meminta agar beban itu dikurangi, tapi mintalah kepadaNya agar kamu diberikan punggung yang kuat untuk memikul beban dakwah itu.
perdata, Sabtu 08 agustus
munajat di keheningan malam
0 komentar:
Posting Komentar