2.13.2009
Buat Saudaraku Asyrafurrijal
Sangat bahagia rasanya saat bisa mendengar suaramu walaupun Cuma lewat telphon. Setelah sekian lama kita sibuk dengan urusan masing-masing, kamu sibuk menuntut ilmu di pesantren sedang saya sibuk kuliah dan mengemban amanah yang lain.
Temanku sekaligus adikku yang baik. Saya sangat terharu ketika mendengar celoteh tentang cita-citamu nanti. Kamu ingin ke Madinah, begitulah katamu, kamu ingin menjadi ahli tafsir, begitu ucapmu. Aku bangga padamu.
Satu harapan yang kutitip padamu masih bisa kau jaga, berbeda dengan temanmu yang lain yang jauh melenceng dari sikap keras bernama istiqamah. Mereka terbang tanpa menggunakan sayap, mereka berenang dengan bebas hingga ke tengah laut. Mereka hilang saudaraku. Tak tahu jalan pulang.
Saat kamu mengenang masa di kampus dulu, sebenarnya ada air mata yang ingin menetes. Namun aku malu, takut engkau tertawa mendengarku menangis. Rasa rindu itu menusuk batinku. Aku mencintaimu karena Allah saudaraku…sungguh!
Saat kau menutup telpon, kenangan tentang persahabatan di kampus kembali menari-nari dipikiranku. Saat kau bangun salat tahajjud tak lupa kau membangunkanku, begitupn sebaliknya. Puasa senin kamis bersama, dan makan sepiring pun kadang kita berdua, menikmati lauk ala kadarnya.
Dan ketika kamu jatuh hati pada seorang akhwat, kamu menghiasi malamku dengan celotehmu tentang dia, ingin aku terbahak mendengarmu tapi kasihan juga. Bisa kurasakan bagaimana rasanya cinta itu dan rasa cemburu yang selalu mengerjaimu. Ah…sahabatku, kamu begitu menyenangkan. Mengingatmu adalah sebuah ketenangan dan bersahabat denganmu adalah sebuah nikmat yang begitu berharga.
Sahabatku, andaikan jarak yang jauh semakin memisahkan kita, namun yakinlah doa malamu akan selalu menyebut namamu dan do’a dhuhaku akan selalu menyapamu. Semoga persahabatan yang kita bina selalu berada dalam lindungan Allah Rabbul Izzah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar