Saya pernah membaca satu komentar di sebuah blog, saya lupa dimana. Sang komentator mengatakan, dia keluar dari jama’ah dan tak akan kembali lagi, kecuali petinggi jama’ah memanggilnya untuk kembali. Ada rasa geli yang meliuk-liuk saat membaca komentar tersebut. Sampai aku cekikikan membacanya. Hem…begitukah? Menurut saya sebagai kader yang masih belia. Bahwa orang yang seperti itu tidak bisa bergabung dan tidak siap untuk bersama dakwah.
Dakwah ini tidak butuh siapa-siapa, tak ada kamu, tak ada aku dakwah akan tetap jalan. Namun kitalah yang butuh dakwah, kita yang butuh tarbiyah. Seorang mantan aktivis tadi, kalaupun dia mantan aktivis. Berhentilah berharap untuk dipanggil kembali menjadi kader kalau harus ada orang yang mengemis kepada kamu.
Begitulah yang terjadi kalau seorang kader terlalu merasa dirinya berjasa untuk jama’ah ini. karena dia seorang yang berpeluh untuk kemenangan dakwah, dia mempopulerkan jama’ah. Ah..sungguh naïf, jika seorang kader masih mempunyai sifat seperti itu. Kita satu jama’ah! Yang duduk di kursi dewan sama dengan kader yang menjaga sandal ikhwah yang sedang rapat. Jangan merasa dirimu paling berjasa karena itu akan menghempaskanmu dan terjatuh. Segera berbenah dan rapatkan barisan, jihad siyasi segera menjelang.
2.25.2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar