1.25.2009

Jurnalis Forever


Jurnalis, media, buat berita, meliput, kata itu tidak pernah lepas dari pendengaranku. Padahal sebenarnya saya ga begitu berbakat jadi jurnalis, lah wong memang mahasiswa syari’ah bukan komunikasi. Namun lagi-lagi ah! Semua bias terjadi! Apapun bisa terjadi, kepada siapapun bisa terjadi, dan hal itulah yang terjadi padaku, menimpaku, menindisku, menertawaiku, menarik kupingku! Hem jurnalis! Tidak di partai, di kampus, di rumah, bahkan di sebuah drama, ma’lum bakat jadi aktor sih! Di partai saya sebagai tim media, yah keseharian meliput kegiatan partai buat berita dan dikirim ke media, di kampus sebagai pimred majalah dinding, tiap pekan bergelut dengan kertas , cerita fiksi dan lem. Saya rasa pekerjaan yang dua itu sudah cukup di bagian jurnalistik, aku pengen coba yang lain. Ikut paduan suara, nasyid. Namun suaraku ya ampun ga bisa keluar kalau di depan orang banyak. Malu-maluin! Dan ketika BEM Kampus dilantik, lagi-lagi aku ditempatkan di bagian media! Haaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!! Dan yang lebih parah lagi, ketika perlombaan drama, aku lagi-lagi berperan sebagai wartawan yang meliput di Gaza. Sudah jadi jurnalis, dalam drama ceritanya aku harus ditembak mati. Tapi ga papalah! Jurnalis juga enak kok! Suer deh

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template