1.28.2009

Suatu Hari, di Penghujung 2008

Baru saja ada sms masuk di HP ku agar melakukan persiapan untuk aksi munasharah ( Demo ) solidaritas Palestina. Yah saya di bagian peliputan. Maka saya berencana pergi ke media center PKS. Ketika keluar jalan raya untuk menunggu pete-pete, seorang perempuan menghampiriku. Wajahnya begitu kusut. Bahkan sangat kusut. Dengan kantongan menggelantung di tangan kanannya dan payung di tangan kirinya. yah memang hari ini gerimis.

“ Nak tolong uang ta’ 3000, nda ada sewa pete-pete ku.” Suaranya bergetar. Dapat kulihat dia sangat capek.
“ Mau kemana bu?”
“ Pannampu nak, kalau ada air ta’ kasi’ ka’ juga.” Katanya saat aku menyodorkan uang 5000 padanya. Tapi saya tidak bawa air, kecuali roti di tas ku. persiapan kalau lagi meliput di lapangan. Tanpa pikir panjang kembali kurogoh tas ku dan kuberikan roti itu padanya. Dia sangat berterima kasih, aku hanya mengurut dada, semoga hal seperti ini tidak terjadi padaku, keluargaku dan teman-temanku.
Pete-pete berhenti di depanku, aku mengajak perempuan berpayung itu untuk naik, namun dia menolak.
“ Sebentar pi saya nak, saya mau makan dulu.”
Maka pete-pete berjalan, namun perempuan itu tidak berhenti. Dia juga jalan sambil makan rotinya. Ah mungkin dia malu malan di mobil. Pikirku saat itu.
Siapakah perempuan berpayung itu? Semoga kata-lata bapak itu salah.



0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template