1.25.2009

Ketika Bayu Bertamu

Oleh: Pena Hijau
Sebuah cerpen romantis. Akan ada air mata yang tumpah. ( Mr. W. Sastrawan kesiangan )

Jauh sebelum malam berganti fajar, saat manusia masih hanyut dalam mimpi malamnya. kadang terdengar suara lirih dari sebuah rumah mungil di jalan perdata kompleks Unhas. Suara yang begitu syahdu dan hampir tak terdengar oleh daun pintu, daun jendela, daun bunga dan daun telinga orang yang sedang tertidur. Suara itu adalah suara tilawah penghuni rumah mungil yang telah dianggapnya sepotong syurga di Antang. Siapa lagi kalau bukan Tono yang rela mengucek matanya, membasahi wajahnya dengan air wudhu, demi untuk sejenak berkomunikasi dengan rabbnya.


Rumah mungil itu dihuni oleh tujuh orang mahasiswa Al Azhar. Yah rumah yang cukup sederhana, sangat sederhana malah. Rumah itu kayak perpustakaan, jika kamu masuk, yang pertama kamu lihat adalah ruang tamu plus rak buku, selebihnya sebuah meja dan karpet coklat yang sudah pudar warnanya. Kamu juga mendapati kamar tidur yang berisi dua ranjang tingkat. Salah satu diantaranya Ranjang yang berkasurkan papan dan Koran. Yah lumayan buat tempat bertengger, dari pada tidur di lantai dan diisap linta tanah.
Walaupun sangat sederhana tapi toh penghuninya sangat bahagia dan merasa tentram, selain mempunyai tetangga yang baik, mereka juga bisa menciptakan keindahan dan kedamaian itusendiri lewat tawa dan canda mereka. Ada-ada saja yang membuat Adam tertawa, Joko terbahak, Anis terpingkal, Dede manyun, Mastur monyong dan Habibi tersenyum simpul bagai bidadari yang menunggu pangeran.
Yah itulah mereka yang biasa menggelar dirinya sebagai laskar pelangi walaupun sebenarnya gelar itu sangat tidak pantas, dan lebih pantas mungkin Para Pencari Tuhan atau Cagur dan Bajaj dalam serial komedi Cagur Naik Bajaj.
>>>>>

Tono dikenal sebagai orang yang paling kalem, di rumah kerjanya hanya bertengger di loteng tingkat dua ranjangnya, ada-ada saja yang dia kerja, mulai dari tilawah, baca novel, nyisir rambut ( ma’lum di dindingnya tertempel cermin seukuran wajah dan sisir kecil menggelantung.) belajar, sampai ngupil. Tono juga dikenal orang yang tergagah di rumah itu, wajahnya yag bersih dan putih, bebas dari jerawat dan komedo. Hidung yang mungil semungil rumahnya, dan gaya sisir ke belakang, mirip Saddam Husain. Setiap cewek yang lewat pasti melirik ke arahnya,dan mereka pun akan bungkam karena pesona yang begitu memukau. Silau man!
Lain halnya dengan Adam, si cerewet dari gua hantu. Mulutnya yang tak berhenti nyerocos kalau ada di rumah. Ada-ada saja yang dia bahas, mulai dari pengalamannya sampai ke hal yang tidak penting. Dan yang paling parah dia paling suka menilai orang, dan tahukah kamu apa yang dinilai oleh Adam? Bibir, yah Adam adalah mister bibir, katanya nih kalau dia bertemu dengan seseorang yang paling pertama dia nilai adalah bentuk bibirnya. Dan berbagai macam bentuk bibir dia hapal benar. Bahkan dia gelar seorang temannya dengan bibir ungu.hati-hati kalau ketemu Adam, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah tutup bibirmu rapat-rapat jangan sampai dia melihatnya. Ada-ada saja istilah yang dikeluarkan Adam, bibir sexy, bibir penuh, bibir bulan purnama, bibir bulan sabit, bibir berkibar, bibir doleng, bibir setengah matang, bibir kelam, bibir yang terluka. dll.
Zaki hampir sama dengan Adam, dia juga cerewet tapi tidak suka menilai orang. Dan Zaki tidak perlu minder ketika Adam berkomentar tentang bibirnya, dia merasa bibirnya baik-baik saja, ga ada masalah bahkan Zaki pede kalau Adam berkomentar tentang bibirnya, Zaki mengandalkan tahi lalat yang berada di bawah bibirnya.
Dede yang berpostur tinggi dan kurus menjadi bintang tiap pagi, dengan kebaikan hatinya dia rela tiap hari memasak air untuk membuat teh buat para konco-konconya. Dede terkenal paling rapi, pakaiannya terlipat rapi dalam lemari kardusnya yang simpan di bawah ranjang dan kadang jadi tempat cicak bertelur. Pria yang berwajah agak kebulean ini paling ahli dalam dekorasi, lihat saja ranjangnya yang seperti ranjang pengantin baru. Baginya ranjangku adalah syurgaku, Dede dengan tenang bisa tidur di ranjang yang berkelambu dengan wangi teh melati, sedang temannya tidur di lantai dan ranjang yang beralaskan papan dan Koran. Digigit semut, diraba linta tanah, dicium nyamuk, dikagumi cicak dengan decak kagumnya dan dilirik oleh tokek yang sedang berpesta pora.


1 komentar:

araz el_marozy mengatakan...

kenangan yang indah semasa masih di perdata....
kalian adalah jiwaku, canda tawa yang slalu mengiang di telinga adalah nafas kehidupan yang tak akan sirnah selagi kita, aku dan kalian tetap bersama.....!!!

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template